Alamat Wisata Rambut Monte

Alamat Wisata Rambut Monte

Hunting Foto di Candi Rambut Monte

Jangan sampai ketinggalan untuk mengabadikan indahnya konstruksi candi-candi dan beberapa bangunan dari jaman masa lampau yang ada di area ini termasuk indahnya telaga hijau dengan ikan-ikannya. Selain itu suasana yang asri di sekitar lokasi candi juga sangat pas untuk menjadi target bidikan kamera anda. Anda juga pastinya bisa leluasa berselfie ria.

Baca juga: Wisata Gua Embultuk, Mengagumi Keindahan Stalagtit dari Dekat

Arca di Sumber Air sebagai tempat Sembahyang

Telaga ini berada di kawasan wisata cagar budaya, dan sudah terbuka untuk umum dari tahun 2000. Nama Rambut Monte digunakan karena di dekat sumber air ini terdapat arca. Arca ini memiliki tinggi kurang lebih 1,5 meter. Di mana sang arca memiliki rambut ikal seperti monte, sehingga nama Rambut Monte menjadi pilihan.

Lokasi arca berada kurang lebih 300 meter dari sumber mata air. Di mana dulunya seringkali menjadi tempat sembahyang umat Hindu, bahkan hingga sekarang. Sayangnya, lokasi sembahyang ini sering disalahgunakan bagi masyarakat. Ada yang menggunakannya sebagai tempat bersemedi atau melakukan berbagai ritual.

Hal ini karena lokasi sekitar ada kepercayaan di sekitar arca merupakan tempat berkumpul para dewa dan leluhur. Sehingga masyarakat mengharap berkah dengan melakukan semedi di lokasi tersebut.

Ikan Purba Jelmaan Dewa Penghuni Telaga Rambut Monte

Baca: Bukit Teletubbies Blitar Tiket & Spot Foto

Indahnya telaga berair biru ini seolah tak ada habisnya. Apalagi, telaga ini menjadi habitat ikan purba yang begitu langka. Bahkan, keberadaan ikan ini dipercaya masyarakat sekitar sebagai jelmaan dewa, karena keunikan dan keanehannya. Masyarakat sekitar menyebut ikan ini sebagai ikan sengkaring.

Ikan sengkaring yang ada di telaga ini memiliki warna abu – abu kehitaman. Sisiknya tegas dengan kepala yang lebih besar dari badannya, serta sekitar mulut terdapat sulur. Panjang ikan ini mencapai kurang lebih 30 sentimeter, dan jumlahnya sekitar 100 ekor. Uniknya, jumlah ikan di sini tetap, tidak pernah bertambah ataupun berkurang.

Legenda yang berkembang di masyarakat bahwa ikan sengkaring di sini adalah jelmaan dari dewa. Oleh karena itu, siapapun dilarang untuk menangkap serta mengkonsumsi ikan di sini. Konon, ada yang menangkap ikan ini dan membawa pulang, di perjalanan orang tersebut mengalami kecelakaan. Ada juga yang memasaknya, namun ikan berubah menjadi minyak dan mengeluarkan amis darah yang menyengat.

Mata Air Disulap jadi Telaga

Baca: KAMPUNG COKLAT Blitar Tiket & Aktivitas

Dulunya, telaga Rambut Monte ini hanyalah mata air kecil. Ikan sengkaring yang hidup di sini pun hanya berputar – putar di mata air kecil tersebut. Namun, atas inisiatif kepala desa saat itu, Suratmin, untuk memperlebar sumber mata air hingga menjadi telaga. Kotoran serta tanaman – tanaman liar di sekitar disiangi, sehingga menjadi lebih bersih.

Sayangnya, tidak semua masyarakat desa kala itu dapat menikmati keindahan Rambut Monte. Banyak dari warga yang terpaksa untuk ikut Romusha. Karena saat itu Indonesia masih dalam periode jajahan Jepang, yaitu pada tahun 1942.

Meski tidak sempat menikmati keindahan telaga ini, beruntungnya generasi penerus tetap melestarikannya. Buktinya, hingga saat ini Rambut Monte masih tetap lestari dan terjaga keindahannya. Mitos yang berkembang turut menjadi alat supaya masyarakat dan wisatawan ikut menjaga kelestarian objek wisata ini.

Lokasi Wisata Telaga Rambut Monte

Objek wisata telaga ini berada di kaki Gunung Kawi, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Berjarak kurang lebih 30 kilometer dari pusat Kota Blitar.

Di Blitar, anda tidak hanya saja menemukan banyak obyek wisata yang mengan dung sejarah dan perjuangan pahlawan jaman dahulu, namun di salah satu kota di Jawa Timur ini anda juga bisa menemukan pemandangan dari pesona alam yang sangat sayang jika anda lewatkan. Seperti Candi Rambut Monte di mana anda tidak hanya bisa menikmati pemandangannya saja namun juga mempelajari legenda yang konon terjadi di tempat ini.

Jawa Timur adalah salah satu provinsi di pulau Jawa yang menjadi favorit pelancong dari berbagai daerah di Indonesia untuk berwisata, entah wisata kuliner, wisata shopping atau wisata sejarah karena tak bisa dipungkiri banyak kejadian sejarah yang menarik di pulau Jawa. Dan obyek wisata yang patut anda kunjungi jika anda berada di Jawa Timur adalah Candi Rambut Monte.

Rambut Monte adalah sebuah danau, kuil dan tempat untuk bermeditasi di latar belakang perkebunan teh, hamparan sawah hijau yang indah, aneka sayuran segar dan pohon durian sepanjang perjalanan yang berkelok-kelok dan tidak membosankan dengan udara sejuk berada di antara lereng Gunung Kelud dan Gunung Kawi. Rambut Monte terletak di desa Krisik, Kecamatan Gandusari, sekitar 30 km dari kota Blitar. Di lokasi ini ada candi yang merupakan tempat pemujaan bagi umat Hindu di era Kerajaan Majapahit.

Sementara di bawah candi ada danau hijau berwarna biru jernih yang dihuni oleh sejumlah ikan oleh masyarakat setempat yang disebut Ikan Emas (Ikan Dewa). Namun, beberapa orang lainnya menyebut ikan Sengkaring sebagai ikan unik, panjangnya sekitar 60 sentimeter. Jumlah ikan di danau ini konon tetap ada, tidak pernah berubah.

Menurut orang-orang di lokasi ini dan berdasarkan legenda, terjadi perkelahian antara Ravana dan Dragons melawan Mbah Rambut Monte, keturunan kerajaan Majapahit. Pertarungan dimenangkan oleh Mbah Rambut Monte. Mbah Rambut Monte mengutuk Ravana dan Naga berbentuk candi relief monyet dan naga. Mbah Rambut Monte menginstruksikan siswanya agar jumlah candi yang tersimpan dalam bentuk relief Ravana dan naga. Namun, karena kebanyakan siswa tidak mematuhi perintahnya, Mbah Rambut Monte sangat marah dan mengutuk murid-muridnya ke dalam ikan Sengkaring yang masih mendiami danau.

Mengingat sejarah ini, Patin adalah salah satu ikan sungai dengan bercak putih dan sedikit bersisik yang berhias putih dari bahasa Melayu yang banyak dibudidayakan di desa Selo Tumpuk Wlingi Blitar.

Ukuran candi ini, panjang 375 cm, lebar 290 cm. Candi Rambut Monte telah runtuh. Bangunan yang ada sekarang terbuat dari batu andesit dan berbentuk segi empat. Bagian yang tersisa dari Candi ini hanyalah Kamadathu atau kaki Candi dan Rupadathu atau badan Candi. . Susunan aslinya diperkirakan hanya 4-5 lapis batu bagian bawah. Pada sisi barat terdapat sisa-sisa tangga naik, sehingga diperkirakan candi ini menghadap ke barat.

Di depan artefak yang bentuknya menyerupai lingga yoni, anda bisa melihat kepala kala juga kepala naga yang bermahkota. Kala sendiri sebenarnya adalah anak Dewa Siwa yang digambarkan berwujud raksasa besar dengan muka menyeramkan. Namun di candi ini justru Jika diamati kepala kala ini seperti kepala manusia dalam posisi merangkak.

Masih di lingkungan Candi ini terdapat sebuah relief lepas yang menggambarkan seorang yang duduk bersila (Danardhana, 1997: 25). namun sekarang keberadaan relief tidak dapat dijumpai lagi. Kemungkinan berada di tumpukan candi tersebut. mengingat candi tersebut ditata ulang kembali. Diatas dinding candi terdapat 3 buah bunga Padma yang dipahatkan disebuah batu andesit. Di dinding utara candi di pojok barat terdapat ornament bunga Padma.

Fasilitas di Candi Rambut Monte

Bagi pengunjung yang datang ke tempat ini jangan berharap bisa berenang di telaga indah yang berwarna hijau tersebut, namun kabar baiknya di sebelah telaga telah disediakan fasilitas kolam renang yang bisa dipakai untuk umum, jadi sembari anda berenang anda juga bisa menikmati pemandangan telaga hijau. Tepat di samping kolam renang juga ada bangunan yang berfungsi sebagai warung lesehan dengan karpet. Di sana anda bisa bersantai menikmati sejuknya udara di Candi Rambut Monte sambil makan jajanan yang dijual dengan harga terjangkau.

Dari tempat itu juga orang-orang suka melempari rempahan roti untuk ikan-ikan yang ada di telaga. Fasilitas lainnya yang ada di tempat ini adalah lahan parkir roda dua yang dijaga oleh seorang juru parkir, sedangkan untuk roda empat anda hanya perlu parkir di pinggir jalan menuju pintu masuk candi. Ada dua toilet juga yang bisa digunakan untuk umum namun terletak di lokasi yang berbeda.

Harga Tiket Masuk Rambut Monte Blitar

Keindahan alam Rambut Monte dapat dinikmati dengan biaya yang sangat terjangkau. Pengunjung pun tetap perlu membayar tiket yang sama meski di akhir pekan atau di hari libur.

Harga Tiket MasukTiket masukRp3.000

Baca: CANDI PENATARAN Blitar Tiket & Daya Tarik

Pengunjung dapat berwisata di telaga ini setiap harinya, karena areanya buka dari pagi hingga sore. Meskipun ada beberapa pengunjung yang datang di luar jam operasional. Biasanya, mereka adalah orang yang memiliki hajat atau tujuan tertentu yang datang di luar jam operasional.

Jam OperasionalSetiap hari08.00 – 16.00 WIB

Arca di Sumber Air sebagai tempat Sembahyang

Telaga ini berada di kawasan wisata cagar budaya, dan sudah terbuka untuk umum dari tahun 2000. Nama Rambut Monte digunakan karena di dekat sumber air ini terdapat arca. Arca ini memiliki tinggi kurang lebih 1,5 meter. Di mana sang arca memiliki rambut ikal seperti monte, sehingga nama Rambut Monte menjadi pilihan.

Lokasi arca berada kurang lebih 300 meter dari sumber mata air. Di mana dulunya seringkali menjadi tempat sembahyang umat Hindu, bahkan hingga sekarang. Sayangnya, lokasi sembahyang ini sering disalahgunakan bagi masyarakat. Ada yang menggunakannya sebagai tempat bersemedi atau melakukan berbagai ritual.

Hal ini karena lokasi sekitar ada kepercayaan di sekitar arca merupakan tempat berkumpul para dewa dan leluhur. Sehingga masyarakat mengharap berkah dengan melakukan semedi di lokasi tersebut.

Mata Air Disulap jadi Telaga

Baca: KAMPUNG COKLAT Blitar Tiket & Aktivitas

Dulunya, telaga Rambut Monte ini hanyalah mata air kecil. Ikan sengkaring yang hidup di sini pun hanya berputar – putar di mata air kecil tersebut. Namun, atas inisiatif kepala desa saat itu, Suratmin, untuk memperlebar sumber mata air hingga menjadi telaga. Kotoran serta tanaman – tanaman liar di sekitar disiangi, sehingga menjadi lebih bersih.

Sayangnya, tidak semua masyarakat desa kala itu dapat menikmati keindahan Rambut Monte. Banyak dari warga yang terpaksa untuk ikut Romusha. Karena saat itu Indonesia masih dalam periode jajahan Jepang, yaitu pada tahun 1942.

Meski tidak sempat menikmati keindahan telaga ini, beruntungnya generasi penerus tetap melestarikannya. Buktinya, hingga saat ini Rambut Monte masih tetap lestari dan terjaga keindahannya. Mitos yang berkembang turut menjadi alat supaya masyarakat dan wisatawan ikut menjaga kelestarian objek wisata ini.

Ikan Purba Jelmaan Dewa Penghuni Telaga Rambut Monte

Baca: Bukit Teletubbies Blitar Tiket & Spot Foto

Indahnya telaga berair biru ini seolah tak ada habisnya. Apalagi, telaga ini menjadi habitat ikan purba yang begitu langka. Bahkan, keberadaan ikan ini dipercaya masyarakat sekitar sebagai jelmaan dewa, karena keunikan dan keanehannya. Masyarakat sekitar menyebut ikan ini sebagai ikan sengkaring.

Ikan sengkaring yang ada di telaga ini memiliki warna abu – abu kehitaman. Sisiknya tegas dengan kepala yang lebih besar dari badannya, serta sekitar mulut terdapat sulur. Panjang ikan ini mencapai kurang lebih 30 sentimeter, dan jumlahnya sekitar 100 ekor. Uniknya, jumlah ikan di sini tetap, tidak pernah bertambah ataupun berkurang.

Legenda yang berkembang di masyarakat bahwa ikan sengkaring di sini adalah jelmaan dari dewa. Oleh karena itu, siapapun dilarang untuk menangkap serta mengkonsumsi ikan di sini. Konon, ada yang menangkap ikan ini dan membawa pulang, di perjalanan orang tersebut mengalami kecelakaan. Ada juga yang memasaknya, namun ikan berubah menjadi minyak dan mengeluarkan amis darah yang menyengat.